CAKRA PENA

Apapun yang kau lakukan....Apapun Itu.... Jangan pernah sia-siakan "Waktu"






Blog ini terhubung dengan facebook dan twitter,
Apabila anda telah "Log In" pada jejaring sosial tsb. Maka akan sangat memudahkan ^_^
Tampilkan postingan dengan label Prana. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Prana. Tampilkan semua postingan

Begitu banyaknya kegiatan dan aktivitas kehidupan ini yang masih tergantung pada hujan atau panas. Pengaruh hujan dan panas di bidang pertanian sangat dominan. Kita masih ingat begitu banyak dan luasnya lahan pertanian yang kering hingga gagal panen akibat tidak adanya hujan. Demikian pula banyak hasil panen yang tidak bisa dinikmati atau rusak dan harganya menjadi jatuh, karena tidak ada panas untuk menjemurnya.
Meditasi akbar yang digelar di tanah lapang pada saat fullmoon, menjadi bubar berantakan, pesertanya berhamburan mencari tempat berteduh, karena tiba-tiba turun hujan. Demikian pula di tengah khusuknya menjalankan sholat Idul Fitri, terganggu pula karena tiba-tiba hujan deras. Pesta meriah di tempat terbuka menjadi kacau karena hujan lebat yang tiba-tiba turun seperti dicurahkan dari langit.
Adakah yang bisa dijadikan tumpuan kesalahan atas kegagalan pesta serta kerugian panen yang diderita para petani? Apakah ada yang dapat dijadikan kambing hitam? Misal, kebocoran ozon di atmosfir bumi atau pemanasan bumi karena penebangan hutan di Asia hingga menimbulkan efek rumah kaca, yang mengacaukan tata iklim dan cuaca kita saat ini. Atau panitia lupa menghubungi si Pawang Hujan, atau lupa menyediakan 75 payung, atau keliru melakukan analisa luasnya terpal dan layar panggung. Tentu menarik sekali untuk disimak!
Diperlukan sikap yang bijak
Kebutuhan untuk sesaat menunda turunnya hujan, sehingga terbit matahari dan reda hujannya, kadang sangat dibutuhkan dalam kehidupan yang penuh mekanisme dan aktivitas ini. Sebenarnya sudah cukup banyak dalam masyarakat tradisional dari beragam etnik dan suku di Nusantara, yang mempunyai teknik menunda atau menurunkan hujan. Banyak pula pawang hujan yang ada di desa-desa dan kota, yang mampu melakukan teknik penundaan hujan. Hanya saja tidak mudah untuk dipelajari atau sulit diwariskan kepada orang lain. Akibatnya daya linuwih itu sulit dikategorikan dalam kelompok ilmu pengetahuan.
Dalam pembahasan makalah ini, kita akan menggunakan energi prana untuk menunda atau menghentikan hujan. Dalam situasi yang gawat pada tingkat musim kemarau kering yang berkepanjangan, energi prana dapat kita manfaatkan untuk menurunkan hujan. Namun dengan catatan, hendaknya bukan untuk main-main atau egoisme semata-mata. Karena fenomena alam ini sangat diatur oleh Yang Maha Khalik, sehingga permainan hujan panas secara serampangan pasti akan menyebabkan sekelompok orang lain dirugikan. Oleh sebab itu penggunaannya harus sangat bijaksana dan peduli pada kepentingan orang lain.
Sebagai contoh, kita mencoba menunda hujan di suatu daerah kecil demi kepentingan proyek kita di situ untuk waktu beberapa saat dan alhasil hujan pun berhenti selama dua minggu. Padahal di daerah itu para petani sedang ramai-ramai menabur bibit palawija yang diprogram secara gotong royong. Maka kesedihan akan mereka alami, karena bibit tidak bisa tumbuh serempak dengan baik, atau mati kekeringan. Demikian sebaliknya kita menginginkan turun hujan sesaat hanya untuk kepentingan sesaat yang tidak begitu penting, maka orang lain yang sedang memanfaatkan musim panas akan sangat dirugikan, misalnya musim pra panen tembakau, musim membuat garam, dan bagi orang yang sedang mempunyai hajat, akan sangat disusahkan. Oleh sebab itu yakinkan agar lingkungan sekitar Anda tidak dirugikan. Mungkin kita bisa mengelak dengan argumen, bila permohonan hujan atau panas berhasil, berarti Yang Maha Khalik Semesta Alam merestui. Namun sangat kasihan orang tidak memahami teknik ini, yang terkena dampaknya.
Dalam pembahasan berikut ini, akan kami paparkan cara menunda atau mengalihkan hujan ke tempat lain yang lebih memerlukan, dengan teknik tradisional sederhana yang hasilnya cukup memuaskan, lengkap dengan analisanya. Selanjutnya kita akan bahas teknik mengalihkan atau menunda hujan, dan juga sebaliknya untuk menarik hujan dengan pendekatan Konsep dan Teknik Penggunaan Energi Prana.
Menunda Hujan Metode Tradisional Sederhana
yang di gunakan untuk menolak atau lebih tepat menunda dan mengalihkan hujan model tradisional, kadang sangat menggelikan. Namun kenyataannya berpeluang 75% sukses. Katakanlah 4 kali melakukan, 3 kali akan berhasil. Biasanya di gunakan apabila seseorang sedang mempunyai hajat besar, dan takut terganggu oleh hujan. Cara yang di gunakan sangat banyak ragamnya dan bersifat kedaerahan. Dari budaya Jawa, ada beberapa yang populer yakni, dengan:
  1. Melemparkan celana dalam calon mempelai ke atas genting.
  2. Mendirikan sapu lidi dengan ditusuk cabai merah dan bawang merah.
  3. Mendirikan sapu lidi dengan rapalan dan doa secara kejawen.
Tidak tertutup kemungkinan penggunaan daya linuwih untuk menolak atau menyingkirkan hujan, misal dengan puasa dan matiraga serta bentuk keprihatinan lain seperti istiqotsah. Namun sehubungan dengan bahasan penggunaan Energi Prana, maka hanya cara tradisional sederhana saja yang kami sampaikan, sebagai pembanding dan pendamping.
Cara tradisional 1;
Dengan melemparkan celana dalam calon mempelai wanita oleh mempelai wanita itu sendiri. Ini di maksudkan untuk menunjukkan keprihatinan dan harapan pada Sang Khalik Semesta Alam, akan kepolosan dan kepasrahan bahwa hanya Yuhan yang akan mengabulkan harapan agar tidak hujan, pada saat pesta perkawinannya. Dengan dilempar ke atas genting, diharapkan air membalik ke atas dan tidak jadi turun. Sama hakikatnya seperti kepercayaan bahwa gigi bawah yang putus, harus selalu tumbuh ke atas, maka dilempar mengarah ke atas yakni ke genting, sedang gigi atas yang lepas ditanam atau dibuang ke bawah, agar cepat tumbuh mengarah lurus ke bawah.
Cara tradisional 2;
Yaitu penancapan lombok dan cabai merah pada ujung sapu lidi “gerang” ( sapu lidi tua yang sudah aus terpakai) yang didirikan terbalik. Penggunaan ini tanpa harus berdoa maupun membacakan rapal atau kata-kata sakti. Bila ditanyakan pada sebagian besar orang yang melakukan, maka jawabnya singkat saja, yakni biar pedas dan panas sehingga tidak jadi turun hujan. Ditinjau secara konsep Prana, maka lidi yang diberi bawang merah dan cabai merah banyak mengadung Prana Merah, yang bersifat hangat, memperluas, memperlebar mendung hitam tebal menjadi tipis karena diperlebar dan bersifat konstruktif. Dengan demikian mendung yang menggelantung, jadi pudar dan gagal turun menjadi hujan. Suasana jadi konstruktif dan melegakan. Hakikatnya sama dengan cara mengusir tamu yang sangat membosankan dan tidak kunjung pulang. Hal ini banyak dilakukan gadis-gadis Jawa yang dikunjungi oleh para jejaka di malam minggu yang tidak disukai namun tidak berani mengusirnya, atau bila sudah terlalu malam dan berkecenderungan tidak segera pulang.
Dengan cara menggunakan “munthu” atau batu pelumat, uleg sambal pada cobek dan mengacungkannya serta memperagakan seperti menggilas lombok dan bawang merah, memutar kekiri, dari bilik atau ruangan lain dan mengarah ke sang tamu yang bandel. Dalam waktu 5 sampai 7 menit tamu tak dikehendaki itu akan segera permisi pulang. Tentu yang menjadi pertanyaan mengapa tidak mengacungkan dan memutar senduk es atau senduk sayur saja. Mungkin Anda bisa menjawabnya?
Cara tradisional 3;
Yakni dengan menggunakan sapu lidi yang didirikan terbalik, namun sapunya dibuka selebar-lebarnya. Bila perlu diikatkan pada tonggak, sehingga tidak jatuh. Bila jatuh maka hujan tidak akan turun. Setelah sapu dipasang terbalik menghadap ke langit, sambil ikatan sapu dipegang erat-erat dengan tangan kanan, sambil mengucapkan doa dengan mantap sebagai berikut:
“Niat ingsun ora ngedekake sapu biasa, nanging sapu jagad kanggo ngresiki mendhung, udan lan angin saka daerah …. dibuang menyang …., sawetara suwene wektu 3 jam, saking kersaning Allah ingkang murbeng jagad.”
[“ Niat saya tidak mendirikan sapu biasa, tetapi sapu jagad yang berguna untuk menyapu semua mendung dan hujan di atas…. (nama daerah, kota, kecamatan yang ditolak hujannya) untuk jangka waktu .… jam, dipindahkan ke daerah … yang membutuhkan hujan. Ini semua terjadi, karena berkat Allah”].
Cara yang ketiga ini banyak kami gunakan, sebelum mengenal energi Prana. Yang kami warisi dari ibu yang berasal dari keluarga petani. Apabila sedang menjemur padi seusai panen, atau bila mempunyai hajat atau sedang melakukan kegiatan luar ruang dan khawatir terganggu oleh hujan yang turun, padahal mendung sudah gelap dan datang berarak-arakan. Peluang keberhasilannya sangat besar, yakni mendekati 95 % ( dari 20 kali melakukan, hanya 1 kali gagal). Yang terpenting, sapu tetap mengarah ke atas, dan lidi-lidinya membuka lebar mengarah ke segenap penjuru mata angin serta tidak jatuh. Bagi para pemula, tingkat keberhasilannya dimulai dari 50%, dan apabila Anda sering melakukannya di musim hujan, maka seakan-akan Anda sudah dikenal oleh semesta alam atau Sang Khalik si empunya fenomena alam sebagai pelanggan tetap, yang layak untuk dilayani permohonannya.
Namun saat ini teknik dan tata cara-cara tradisional telah dapat diganti dengan penggunaan energi atau tenaga prana, yang lebih praktis tanpa harus menyiapkan sapu lidi ataupun cabai dan bawang merah. Sebelum memastikan Tekniknya, kami coba mengungkapkan Konsep, dengan cara pendekatan Ilmu dan Seni Tenaga Prana lebih dulu, sehingga mudah memahaminya.
MENUNDA HUJAN ATAU MENURUNKAN HUJAN DENGAN ENERGI PRANA
Energi Prana merupakan berkah dan rasa cinta Tuhan Yang Maha Khalik Semesta Alam, kepada kehidupan semua makhluk di alam raya, khususnya manusia. Energi Prana merupakan energi yang berkaitan erat dengan lingkungan hidup, dan berlimpah tersedia di mana-mana. Tuhan memberikan energi dalam sumber yang beraneka ragamnya. Ada yang berasal dari matahari atau prana matahari; demikian pula energi prana yang terkandung di udara atau yang disebut dengan butir-butir vitalitas udara. Juga Prana yang berasal dari bumi atau butir-butir vitalitas bumi. Selain itu, masih ada pula sumber-sumber energi prana yang bersifat tidak permanen, namun masih bisa memberikan dayanya, akibat dari sangat kuat dan banyaknya menyerap prana matahari, udara dan bumi. Sebagai contoh pohon yang tua, sehat dan besar, kemudian air yang mengalir, makanan, sayur-sayuran dan buah-buahan yang segar. Juga tempat-tempat tertentu di mana banyak orang berdoa atau berhubungan dengan Sang Pencipta. Demikian pula tempat-tempat yang terbentuk oleh alam seperti gunung, lembah dan hutan rekreasi yang subur, sangat terasakan besar energi prananya. Namun sebaliknya terdapat pula tempat-tempat yang kurang baik atau sangat sedikit energi Prananya, bahkan banyak energi kotor yang mudah mengkontaminasi lingkungan sekitarnya, sebagai contoh: rumah sakit, pabrik yang penuh polusi, kamar jenasah, kuburan, tempat di atas septiktank dan lainnya.
Dilihat dari waktunya, maka Prana akan terpancar banyak sekali dan berlimpah pada siang hari, sebaliknya habis tengah malam antara jam jam 02.00, 03.00 sampai jam 04.00, energi prana udara sangat rendah, sehingga orang sulit sekali untuk bangun. Mereka memperebutkan prana yang sangat tipis pada jam-jam itu dengan menggunakan pernapasan perut yang panjang, sama seperti kita kalau bernafas menghisap energi prana. Setelah jam 05.00, mereka bangun bersyukur kepada Tuhan dengan doa pagi atau subuh karena telah berhasil tetap hidup. Mereka semua mendapat energi vital dan siap melanjutkan kehidupan hari baru yang penuh energi vital bumi, udara dan prana matahari di siang hari.
Apabila mendung gelap, atau musim hujan yang berkepanjangan, dapat dipastikan merupakan hari-hari yang sangat sedikit energi Prananya. Hujan yang terus-terusan, mendung dan banjir tentu banyak orang kekurangan energi Prana lalu mudah sakit. Bisa kita rasakan langit dan udara yang biasa cerah sedang menderita dan prihatin, cahaya matahari ditutup awan-awan gelap yang menggelantung. Prana udara kacau terkontaminasi uap air, hingga kelembaban udara tinggi, prana bumi tergenangi air. Fenomena alam ini tentu mengusik kita sebagai Pranawan untuk meresponnya.
Konsep Pengetahuan Prana untuk Fenomena Hujan
Beberapa konsep yang telah dipertimbangkan, sehingga dapat ditemukannya teknik penggunaan energi Prana untuk mengalihkan, menunda, menghentikan atau bahkan menurunkan hujan, sesuai dengan kebutuhan, adalah sebagai berikut:
  • Yang memiliki fenomena alam berupa angin, hujan atau panas dan gempa bumi adalah Yang Maha Pencipta Semesta Alam .
  • Prana berwarna mempunyai kegunaan sendiri-sendiri, sehingga dalam teknik aplikasinya, jenis warna harus tidak boleh keliru.
  • Bahwa langit yang mendung dan hujan yang terus-menerus, menyebabkan prana di udara sangat berkurang sekali
  • Energi Prana mengikuti pikiran, sehingga bisa diarahkan dan diprogram sesuai keinginan dan kebutuhan dengan perkenan-Nya
  • Untuk menunda atau mengalihkan hujan dan menurunkan hujan, energi Prana memerlukan satuan waktu yang cukup dan kumulatif
  • Prana merupakan Ilmu Pengetahuan dan Seni, sehingga dalam penerapannya perlu memadukan kedua aspek tersebut.
  • Peraturan emas tetap berlaku, walaupun sifatnya sangat sederhana.
Berdasarkan konsep tersebut, maka yang paling utama dan pertama kali adalah bagaimana agar dalam melakukan praktik ini harus selalu kepada si Empunya Alam Semesta. Kemudian mempertimbangkan dan meneliti apakah ada pihak-pihak yang dirugikan seandainya harus turun hujan atau panas, karena peraturan emas tetap berlaku.
Programkan kapan harus berhenti dan kapan harus turun hujan dengan mempertimbangkan bahwa untuk dapat berhenti dari hujan umumnya lebih cepat. Untuk program segera turun hujan pada musim kemarau atau pada cuaca yang cerah, membutuhkan durasi waktu untuk mengumpulkan kelembaban yang cukup. Namun pengalaman kami, kadang pada cuaca yang cerah dapat segera hujan turun dengan deras sesuai program kita. Dalam kaitan itu tidak lagi melalui pendekatan ilmu dan teknik saja, melainkan pendekatan seni perlu dilakukan juga.
Pendekatan seni yang kami maksudkan, adalah keyakinan kita akan kemanjuran aplikasi menolak, atau menunda dan menurunkan hujan ini. Keragu-raguan merupakan penghambatan program pula, karena energi mengikuti pikiran. Pendekatan seni lain adalah visualisasi dan kapan harus berhenti memberi energi .
Teknik Terapan dengan Tenaga Prana
Setelah mengerti dan memahami konsep tenaga Prana yang digunakan untuk menunda, mengalihkan ataupun menarik turun hujan, maka barulah kita dapat menggunakan teknik dan memilih energi Prana mana yang paling cocok untuk menanggapi fenomena hujan dan cuaca panas itu.
Penggunaan teknik ini, mengambil metoda dan konsep Penggunaan Tenaga Prana tingkat Lanjut, yang telah dirancang oleh Master Choa Kok Sui yang kita cintai dan telah kita rasakan manfaatnya.
TEKNIK MENUNDA ATAU MEMINDAHKAN HUJAN
TEKNIK MENDATANGKAN HUJAN
Namun bukan berarti teknik tingkat dasar yang masih menggunakan Prana Putih, tidak layak digunakan. Hanya saja demi efektivitas. Kemampuan tingkat visualisasi dan kemampuan kontemplasi mempergunakan prana warna pada pranawan tingkat dasar belum sepenuhnya diajarkan.
Penutup
Dengan menerapkan teknik mengalihkan atau menunda hujan atau sebaliknya menarik turun hujan pada tempat yang memerlukan, maka sebenarnya kita telah merasakan berkat Tuhan Semesta Alam.
Bukan pada tempatnya untuk memamerkan Ilmu dan Seni menolak dan menurunkan hujan dengan tenaga Prana semata-mata untuk bermain-main. Hal itu sama saja dengan mempermainkan Khalik Semesta Alam. Oleh sebab itu hanya Anda yang bijak saja yang akan merasakan manfaat ini.
Makalah yang sangat menarik ini telah dimuat di MediaPrana no. 7, September 1999. Dan sudah ditampilkan dalam Konvensi Penyembuh Prana Nasional I di Jakarta tahun 2000, Konvensi Penyembuh Prana Dunia di Bali tahun 2002, Sarasehan Penyembuh Prana Nasional di Salatiga tahun 2006, dan sekarang sekali lagi dimuat dengan lebih lengkap blog ini. Bagi yang sudah berhasil melakukannya dengan sukses, silahkan mengirimkan kisah keberhasilannya ke redaksi MediaPrana.
Semoga bermanfaat dan salam Prana!

Sumber : Agus dan berbagai sumber

Dalam mempraktekkan seni Penyembuhan dengan Tenaga Prana, seorang penyembuh paling tidak harus memahami fungsi-fungsi kelenjar endokrin, tahu kaitannya dengan penyakit yang sedang ditanganinya, sehingga penyembuhan yang dilakukannya menjadi lebih sempurna.  Untuk itu, berikut ini disajikan tulisan yang di ambil dari buku Patanjali Raja Yoga terbitan Paramita, Surabaya, yang membahas mengenai kelenjar endokrin.
Praktek samyama (teknik mengarahkan kesadaran) dalam cakra, dibantu dengan auto-sugesti, memperkuat fungsi kelenjar-kelenjar endokrin, kelenjar yang membentuk perangai. Kelenjar-kelenjar itu menyumbang pada sifat seseorang.
Kelenjar yang sehat membuat tabiat normal, badan sehat dan panjang usia. Kelenjar yang terhambat, yang dipaksa atau yang sakit menciptakan badan yang sakit dan komplikasi-komplikasi yang tersembunyi. Kelenjar-kelenjar itu amat mempengaruhi seseorang baik jasmani maupun rohani.
Kelenjar-kelenjar endokrin itu adalah :
  1. pituitari
  2. thyroid
  3. adrenal
  4. thymus
  5. pineal
  6. parathyroid
  7. pankreas, dan
  8. gonad
Kelenjar-kelenjar ini disebut juga dengan kelenjar tanpa saluran, karena keadaannya yang berbeda ddibandingkan dengan kelenjar yang lain, kelenjar tadi tidak mempunyai saluran untuk dilalui oleh hormon-hormon yang dihasilkan olehnya mencapai aliran darah. Masing-masing kelenjar endokrin tadi mengeluarkan hormonnya langsung dalam darah tanpa saluran sebagaimana kelenjar-kelenjar lain.
1.  Pituitari
Terletak di dasar otak, dibelakang cakra ajna, tempatnya amat disembunyikan oleh alam supaya aman terhadap benturan dari luar. Kelenjar pituitari ini merupakan “diktator” dari semua sistim kelenjar endokrin; ia adalah kepala pengawas kimia tubuh. Kesehatan pituitari menentukan efisiensi kelenjar endokrin yang lain. Pituitari menghasilkan tak kurang dari duabelas hormon yang berbeda. Satu di antaranya adalah pituitrin, sebuah hormon yang digunakan para dokter untuk menggiatkan kontraksi kandungan pada waktu kelahiran; hormon-hormon lain banyak hubungannya dengan tekanan darah, sex pria yang sehat, kewaspadaan mental, penampilan muda, tulang belulang yang kuat. tekanan mental saraf-saraf, fungsi indera penglihatan, pendengaran, penciuman.
Mereka yang mempunyai pituitari sehat akan tetap muda biarpun sudah berumur tujuh puluhan, delapan puluhan atau sembilan puluhan. Pituitari yang kurang mendapatkan makanan, atau sakit, akan langsung mengurangi kegiatan dan kegembiraan, serta mengakibatkan rasa bosan dan kecewa. Seorang praktisi yoga yang dapat menyelamatkan pituitarinya dari penyakit akan sangat maju. Kelenjar ini didepan memiliki hubungan erat dengan pengeluaran hormon otak yang mendukung pemikiran abstrak. Jadi pituitari inilah yang mendorong kecerdasan dan bakat kreatif.
Orang yang sering gelisah dan sedih memiliki kelenjar pituitari yang tidak menghasilkan cukup hormon guna melayani otak. Kekurangan hormon ini akan menyebabkan seseorang tidur terlalu banyak.
2. Thyroid
Terletak di leher tepat di depan batang tenggorok, yakni di belakang cakra tenggorokan.
Kelenjar ini menghasilkan hormon yang merupakan pengatur kimia yang disebarkan oleh darah ke semua bagian tubuh. Bila tidak memiliki hormon ini maka akibatnya seseorang bersifat bodoh. Kalau terlalu banyak memiliki hormon ini akan mengakibatkan kegelisahan, kejengkelan dan sedih. Hormon kelenjar ini terkenal sebagai thyroxin yang mengandung sedikit yodin pula. Pengaruh thyroid ini begitu penting untuk segenap tubuh kita (termasuk semua kelenjar yang lain), sehingga setiap jam seluruh volume darah kita harus melalui kelenjar ini untuk dimuati lagi dengan hasil produksi kelenjar thyroid itu. Hasil produksi kelenjar thyroid itu harus tetap berada dalam arus darah untuk melakukan proses pengeluaran semua sisa-sisa yang perlu dibuang. Tanpa adanya thyroxin yang cukup dalam aliran darah, seseorang tidak dapat menyesuaikan diri dengan berbagai keadaan kehidupannya. Anak-anak, wanita belasan tahun mengembangkan semacam perangai tertentu bila thyroid dan kelenjar sex mereka tidak kembali menjadi normal setelah masa remaja yang kritis.
3.  Adrenal
Kelenjar ini berpasangan, masing-masing menempel di atas ginjal sebagai topi. Kelenjar ini berdekatan dengan cakra meng mein. Hormon yang dihasilkan dikenal sebagai adrenaline merupakan suatu zat kimia yang amat penting dalam tubuh. Fungsi utamanya adalah menggiatkan dan mengkoordinasikan setiap urat saraf, setiap otot, dalam keadaan darurat. Daya tahan dan kekuatan luar biasa yang diperlihatkan pada saat-saat tertentu disebabkan oleh bantuan adrenalin itu sehingga memungkinkan munculnya prestasi luar biasa dalam keadaan darurat.
Ada suatu peribahasa yang mengatakan : kesedihan lebih mematikan daripada pembakaran; perasaan sedih itu menimpa seseorang, yang adrenalnya tidak bekerja dengan semestinya; orang-orang demikian bermental lemah dan seolah-olah membunuh dirinya perlahan-lahan.
Kelenjar adrenal yang sehat merupakan alat kecantikan yang paling baik di dunia. Warna dan mutu kulit merupakan suatu tanda dari cara bekerja adrenal itu. Fungsi adrenal yang normal memberikan warna kemerah-merahan dan terang kepada kulit biarpun kulit itu berwarna gelap; kulit kelihatan segar. Bila kulit nampak pucat, kisut, maka itu menandakan kurangnya aktivitas adrenal.
4. Pankreas
Letak kelenjar endokrrin ini berdekatan dengan lambung, jadi dalam lingkup cakra solar plexus. Pankreas menghasilkan hormon pencerna yang disebut insulin. Tanpa hormon itu, maka darah tidak mampu menggunakan gula dalam darah untuk keperluannya. Dengan perkataan lain, darah tidak dapat membakar gula untuk menghasilkan tenaga. Jadi bila kelenjar ini tidak berfungsi dengaan baik, akan menimbulkan  gejala diabetes (kencing manis).
5.  Thymus
Terletak di dada, yakni dalam lingkup cakra jantung. Kelenjar ini memegang peranan yang penting pada perkembangan sex seorang anak. Sesudah masa remaja kelenjar ini seharusnya berhenti bekerja, bilamana tidak demikian, maka anak itu akan kurang bertanggung jawab, mudah marah dan tidak mengindahkan kebenaran. Fungsi thymus yang paling utama adalah pertukaran zat-zat mineral terutama kapur dan fosfor.
Perilaku para praktisi yoga pada usia lanjut menjadi kekanak-kanakan karena thymus mereka masih bekerja, bila mereka terus menggiatkannya dengan melakukan samyama mereka pada salah satu cakra yang berdekatan dengan thymus.
6.  Pineal
Kelenjar pineal terletak di puncak kepala, besarnya tidak lebih dari sebutir gabah dan memiliki fungsi yang paling rahasia di antara semua kelenjar endokrin. Kadang-kadang kelenjar ini dianggap sebagai tempat bersemayamnya jiwa (descrates): lama sekali tempatnya tidak diketemukan. Tetapi sekarang diketahui bahwa ada semacam hubungan antara kelenjar pineal, otak dan alat kelamin.
Kadang-kadang kelenjar ini akan mengerut dan berisi sisa-sisa garam mineral yang dikenal sebagai “pasir otak”, hal ini diakibatkan karena kekurangan gizi.
Kelenjar ini mempengaruhi otak dan sangat mungkin kekuatan mental yang seimbang tergantung dari kelenjar pineal yang aktif dan terpelihara dengan baik melalui cara makan yang tepat. Cakra mahkota dan ajna, keduanya berkombinasi mempunyai hubungan dengan kelenjar pineal dan pituitari.
7. Parathyroid
Terdapat empat kelenjar parathyroid yang terletak pada bagian atas diantara amandel dan batang leher di kedua sisi kelenjar thyroid.
Jantung dan tenggorokan memiliki hubungan baik dengan kelenjar thyroid maupun para-thyroid. Keempat kelenjar para-thyroid itu menghasilkan hormon yang amat penting, yang mengatur banyaknya kapur dan fosfor dalam darah. Hasil kelenjar ini menentukan pengangkutan kapur dari tulang ke dalam aliran darah dan jaringan otot. Kelenjar parathyroid ini seolah-olah melepaskan kapur dari tulang dan menyalurkannya melalui aliran darah. Sebenarnya tidak ada suatu larutan mineral di dunia ini yang dapat bermanfaat bagi tubuh kita bila tidak ada hormon parathyroid dalam arus darah untuk mengatur penyebarannya. Agar kelenjar ini bekerja dengan baik, kita harus memperoleh kapur sepanjang hari melalui makanan kita, misalnya dengan minum susu setiap hari. Banyak goncangan saraf disebabkan karena kekacauan parathyroid.
Lemahnya parathyroid bisa mengakibatkan penyakit parkinson (yang mengakibatkan gemetar dan kelumpuhan kaki).
8.  Gonad atau kelenjar sex
Kelenjar sex wanita disebut ovari. Cakra ajna dan cakra sex kedua-duanya bertemu dalam gonad.
Gonad amat penting dalam kehidupan seorang wanita, gonad mengatur kehidupan jasmani dan emosi. Gonad sex dipengaruhi oleh hormon pituitari dan thyroid. Tanpa pituitari seorang wanita tidak akan menjadi dewasa. Kekacauan ovari pada wanita sering ada hubungannya dengan gangguan pada thyroid. Pada banyak wanita, menstruasi didahului dengan menderita “sakit kepala dan pituitari” yang akan hilang bila aliran menstruasi mulai berjalan. Hormon-hormon ini juga merupakan diktator yang menentukan apakah seorang wanita akan tetap langsing dan muda setelah menopause atau apakah ia segera akan berubah menjadi gemuk, tua dan kurang menarik lagi. Hormon ini menentukan apakah ia akan mempunyai keturunaaan dan rumah tangga yang bahagia. Ovari menghasilkan dua hormon estrogen dan progesterone. Tanpa estrogen perkembangan buah dadadan menstruasi akan kurang baik. Progresterone mempersiapkan kehamilan seorang wanita.
Hormon pria disebut testosterone, ini dihasilkan oleh gonad pria yang sangat mempengaruhi kesehatan jasmani dan rohani seorang pria. Dengan mengatur testosterone orang dapat mengobati anak-anak yagn terlalu “tua” dan menghambat usia lanjut pada orang dewasa. Barangkali ini akan dapat membantu kita memperpanjang usia.
Testosterone mempengaruhi pertumbuhan tulang, orang memanfaatkannya untuk menyembuhkan patah tulang pada orang lanjut usia. Hormon yang kuat ini dapat membangunkan otot yang lemah, dapat menggiatkan sel-sel otak yang lemah, dapat memberikan zat-zat kepada otot jantung yang mengalami kemunduran. Bahkan testosterone dapat menolong seorang wanita yang menderita kanker payudara. Hormon ini sangat penting bagi penderita prostat, khususnya pada pria yang sulit dioperasi karena usianya sudah lanjut.
Dengan sendirinya hormon ini tidak dapat memperkecil prostat yang membesar, tetapi kesulitan kencing dapat diringankan.
Juga pria mengenal suatu periode perubahan pada kelenjar yang tidak begitu mendadak seperti pada wanita, melainkan suatu kemunduran yang sedikit demi sedikit dalam hormon testosteronenya. Tumbuh-tumbuhan yang paling terkenal untuk memperoleh testosterone adalah sarsaparila yang memberikan berbagai hormon yaitu progeserone (hormon wanita), cortin (hormon yang sama seperti yang dikeluarkan oleh adrenal dan testosterone).
Jadi dengan demikian, kita mempunyai delapan cakra pada tubuh kita yang sangat berdekatan dengan kedelapan kelenjar endokrin ini.
Seorang yang berlatih yoga menjalankan sadhana (latihan spiritual) atau samyama (mengarahkan kesadaran)  bukan hanya untuk kesehatan tubuh dan pikiran, melainkan juga untuk nilai-nilai yang tinggi dalam kehidupan ini. Dalam kenyataannya, segala apa yang kita pikirkan, perbuat atau makan mempengaruhi inti kehidupan kita, yaitu sistem kelenjar-kelenjar endokrin ini, tetapi juga sesuatu yang diluarnya, amat jauh di luar itu semua