Subuh hari tiba-tiba pipi kananku terasa hangat, begitu terasa kecupan bertubi-tubi menyapa pipiku yang pastinya masih bau karena memang belum tersentuh air. kubuka mataku...., sudah kuduga Narend anakku yang baru berusia 5 tahun yang melakukannya. "Mas Narend kok tumben sudah bangun...?" tanyaku. Sambil kupeluk dan kuciumi dia yang juga masih bau hehehehe. dalam hati aku merasa bersalah karena terlalu sibuk bekerja hingga pulang larut tak bisa menemani dia saat memejamkan mata ketika tidur malamnya. "Yah, mas Narend punya apel buat ayah..." kata anakku sambil menunjukan buku gambarnya. "oh, mas Narend punya apel ya..?" tanyaku sambil menengok buku gambarnya. "iya ini buat ayah" jawabnya dengan wajah sangat bangga dengan gambarnya."wah banyak sekali apelnya...buat ayah semua ya...." kataku yang dijawabnya dengan anggukan polosnya. "wah...banyak sekali apelnya, emmm...mas Narend tahu gak berapa jumlah apelnya" tanyaku sambil berusaha duduk dan melepaskan pelukanku. perlahan-lahan dia mengitungnya 1. 2. 3 dan seteusnya lalu dengan keras dia bilang "dua belas yah..." aku terdiam lalu dalam hati aku mengitungnya lagi dan sedikit heran karena nyata-nyata gambar apel yang dibuat anakku berjumlah 13. "lho kok 12 sih..hayo mas Narend salah menghitungnya..."."kata Ayah satu tahun itu ada 12 bulan..?" dia malah mengajukan pertanyaan. "iya memang setahun itu 12 bulan.tapi kan buah apel buatan mas Narend jumlahnya 13". Sambil malu malu dia mulai berdiri dan hendak berlari. aku ranggkuh dia. "lho mas Narend mau kemana?" tanyaku....."yah buah apelnya yang 12 buat ayah selama setahun, yang satunya hadiah lagi buat ayah. "oh jadi yang satu ini bonus ya...." kataku sambil memeluknya lagi yang dibalasnya dengan anggukan. terima kasih ya mas Narend kataku dalam hati karena ayah telah mendapat hadia bonus tahunan. meskipun ayah belum merasakan gaji ke-13 seperti para pejabat tapi ayah bangga mendapatkannya darimu anakku...."generasi penerusku yang menjadi harapan masa depanku...." 24 Agustus 2010 jam 11:20
0 komentar