Kau tata satu persatu meja yang menjadi gerobakmu
Satu persatu kau tata bungkus rokok untuk kau jual
Satu bungkus berisi setengah sedang yang lain adalah bungkus
kosong saja
Dengan pecaya diri kau tawarkan kepada setiap pejalan kaki
yang melintasimu
Dan ketika seorang pembeli meminta sebukus rokok.
Dengan caramu kau berusaha membujuk agar ia mau membeli eceran saja
Itu karena tak ada
modal untuk kau tawarkan pada pembeli.
Tak banyak laba yang kau peroleh namun lebih banyak belas
kasih orang yang kau dapat
Sedang ketiga anakmu yang kau ajak turut serta tak mengeti
apa yang kau lakukan untuk mereka
Malam kian larut, kau masih kukuh dengan posisimu diatara
gerobak usangmu
Dingin malam tak
membuat mu merintih
Debu jalan tak wajah
cantikmu layu….
Ibu muda yang luar biasa,
Siksa hidup tak membuatmu menangis, namun air terus saja
basah
Itu karena tak kuasamu menatap anak-anakmu yang malang
Yang harus terlunta-lunta dimasa kecilnya…
Beralas kardus berselimut karung plastik. Tiap hari itulah
yang membuatmu terenyuh
bersambung dulu,..
tak tahan mehan tanggis.....
tak tahan mehan tanggis.....
0 komentar