Aku mencintaimu, beberapa ratus hari
Aku menunggumu. . . . .
sampai musim baru datang berganti
antara hujan dan kemarau,
antara matahari.
Dan lampu-lampu
Diantara layang-layang
yang ku ulur-ulur dan mengangkasa
bersama daun seperti mimpi
yang terangkat dari novel,
yang kita baca dalam sketsa.
Berapa jarak aku menjemputmu
setelah surat terakhir membius
dan bayang-bayang kurus,
hilang menjelma terbata-bata ditengah air mata.
0 komentar